Pada suatu pagi yang tenang, Rusi bertemu
dengan teman-temanya dan mengajaknya
bermain jauh di dalam hutan, Rusi berkata, “Kata Mama di dalam hutan ada harimau.
Aku sudah melihat gambarnya. Bulunya
loreng-loreng kuning hitam dan giginya besar-besar dan tajam. Ia suka makan
rusa!”
“Ah, kalau bertemu harimau kita lari saja!”
kata Ruban, seekor anak rusa yang bandel.
“Harimau ‘kan bisa mengejar kita. Kata Mama
bau badan kita khas, jadi kita mudah dicari, ” kata Rusi.
“Aaah, itu soal mudah. Kita cari saja sungai,
lalu berendam di sana. Jadi bau badan kita tidak tercium lagi,” kata Ruban
dengan enteng.
Namun Rusi tidak pernah mau ikut masuk jauh
ke dalam hutan atau pun diajak ke kota. Kata Mama di kota banyak manusia, dan
manusia suka menangkap rusa. Jadi rusa hanya berjalan di sekitar tempat
tinggalnya saja.
Suatu hari ketika ia berjalan-jalan ia
sangat terkejut. Ada seekor hewan loreng-loreng hitam, tetapi kok
tubuhnya kecil. Rusi ingin lari, tetapi hewan itu berkata, “Jangan takut
padaku. Tolonglah aku, aku tersesat.” Suara hewan itu tidak menakutkan, malah
menimbulkan iba. Jadi, Rusi tidak jadi lari.
“Kamu siapa? Kamu harimau , ‘kan?” tanya
Rusi sambil berjaga-jaga.
“Aku Rimo, anak harimau. Tapi aku tidak
makan rusa. Kata mamaku, aku tidak boleh makan sembarangan. Aku minum susu dan
daging cincang. Aku tinggal di kandang di tenda sirkus. Semalam penjaga lupa
menutup pintu kandang. Karena udara panas, aku berjalan-jalan dan sampai ke
sini. Tolonglah bawa aku kembali ke tempat mamaku,” anak harimau itu menjelaskan.
“Coba, lihat dulu gigimu!” kata Rusi.
“Aaa…,” Rimo membuka mulutnya. Tampak
giginya yang kecil-kecil. Rasa takut Rusi berkurang. Ia bisa merasakan bahwa
anak harimau itu rindu pada mamanya.
“Ayolah, kuantar kamu sampai ke tepi hutan
dekat jalan besar. Dari sana kamu jalan sendiri, ya,” kata Rusi. Rimo dan Rusi
jalan berdampingan. Setiba di jalan besar Rusi berhenti. Ada jalan besar
memanjang.
“Mamaku bilang aku tidak boleh pergi
jauh-jauh. Kamu cari saja tenda sirkus dan mamamu,” kata Rusi. “Aku harus
pulang.”
“Antarlah aku sampai ujung jalan sebelah
kanan. Aku takut jalan sendiri,” pinta Rimo.
“Aduh, bagaimana, ya? Aku juga tidak berani
melanggar pesan mamaku,” kata Rusi. “Jalan saja, nanti juga ketemu.”
Tiba-tiba dari kanan jalan sebuah mobil
meluncur dan berhenti, dan tiga orang pria melompat turun. Rusi lari ketakutan
masuk ke hutan, tetapi Rimo malah senang. Ia mnegenali ketiga orang itu. Mereka
adalah karyawan-karyawan sirkus. Salah seorang pria itu menggendong Rimo.
“Ahuuuh, untung ketemu kamu di sini. Kalau
tidak ketemu, aku bisa dipecat,” kata pria itu.
“Sayang
anak rusa itu keburu lari. Kalau tidak, kita bisa membuat atraksi baru menggendong
anak harimau dan anak rusa. Si Rimo ini ternyata jinak sekali. Ia
bisa berteman dengan anak rusa,” kata pria yang seorang lagi.
“Tidak masalah, aku sudah buat fotonya.
Nanti kita bisa mencari anak rusa yang lain,” kata pria yang satu lagi.
Rusi berlari dengan cepat. Di dekat tempat
tinggalnya baru ia merasa aman. Ia mengatur napasnya yang ngos-ngosan.
“Rusi, ada apa? Kamu dikejar harimau?”
tanya mamanya.
“Tidak, aku malah mengantarkan anak harimau
yang tersesat,” kata Rusi, lalu menceritakan pengalamannya pada mamanya.
Mamanya menggeleng-gelengkan kepala. Ini
sulit dipercaya. Jangan-jangan Rusi hanya berkhayal.
Ketika teman-temannya datang, Rusi juga
menceritakan pengalamannya kepada mereka.
.Arigatou Gozaimasu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar